Sunday, December 9, 2012

Larangan Mengharapkan Kematian ketika Ditimpa Musibah

Asy-Syaikhan (Al-Bukhari dan Muslim) meriwayatkan hadis dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Salah seorang diantara kalian tidaklah layak mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya. Seandainya terpaksa harus mengharapkan kematian, hendaklah ia mengatakan, 'Ya Allah, biarkan aku tetap hidup jika hidup itu lebih baik dariku, tetapi matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.'" (H.R. Syakhan).

Abu Hurayrah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, tidak juga berdoa agar segera mati sebelum kematian itu menjemputnya. Ketahuilah, sesungguhnya apabila salah seorang diantara kalian meninggal, terputuslah amalnya. Sesungguhnya seorang mukmin tidak bertambah umurnya kecuali hal itu akan menjadi haknya. (H.R. Muslim).

Masih dari Abu Hurayrah r.a. Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian. Sebab, jika ia seorang yang baik, ia mungkin akan bertambah baik; jika ia seorang yang jahat, mungkin ia akan meninggalkan kejahatan itu." (H.R. Al-Bukhari dan An-Nasa'i).

Sedangkan Imam Ahmad, Al-Bazzar, Abu Ya'la, Al Hakim, dan Al-Bayhaqi, meriwayatkan hadis dari Jabir ibn 'Abdillah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kalian mengharapkan kematian, karena sesunguhnya tempat pengawasan adalah lebih menakutkan. Sesungguhnya diantara kebahagiaan bagi seseorang adalah panjangnya usia sehingga Allah memberikan kepadanya kesempatan untuk bertobat."

Al-Mutthala' adalah suatu tempat yang tinggi untuk melakukan pengawasan. Maksud dari kalimat tersebut adalah diawasinya semua urusan akhirat setelah kematian, diserupakan dengan tempat tinggi yang digunakan untuk melakukan pengawasan.

Anas r.a. berkata, "Kalaulah Rasulullah tidak melarang kami mengharapkan kematian, pasti kami akan mengharapkannya." (H.R. Syaikhan).

Qays ibn Abi Hazim berkata, "Kami pernah datang mengunjungi Khubaib yang saat itu hendak membakar diri dengan tujuh kali bakaran. Ia lalu berkata, "Seandainya Nabi saw. tidak melarang kita berdoa untuk memohon kematian, niscaya aku akan melakukannya."

Al-Qasim, pelayan Mu'awiyyah, meriwayatkan bahwa Sa'ad ibn Abi Waqash pernah berdoa mengharapkan kematian, sementara saat itu Rasulullah saw. mendengarnya. Beliau lalu bersabda, "Janganlah engkau menharapkan kematian, sebab seandainya engkau termasuk penghuni surga, tetap hidup adalah lebih baik bagimu; sementara jika engkau termasuk penghuni neraka, lalu apa yang mendorongmu ingin segera kesana?" (H.R. Al-Mawarzi).

Ibn 'Abbas berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak diperbolehkan salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, sebab sesungguhnya dia tidak mengetahui pemberian apa yang telah ditentukan bagi dirinya."

Ummu al-Fadhl meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendatanginya ketika paman beliau ,'Abbas, sedang dalam keadaan mengeluh sakit dan mengharapkan kematian. Beliau lantas bertutur kepadanya, "Paman, hendaklah paman tidak perlu mengharapkan kematian. Sebab sesungguhnya, jika Paman memang orang yang baik, sementara kematian masih lama dan kebaikan paman semakin bertambah, hal itu adalah lebih baik bagi paman. Sebaliknya, seandainya Paman termasuk orang jahat, sementara masa kematian masih lama dan Paman meninggalkan kejahatan tersebut, hal itupun adalah lebih baik bagi Paman. Oleh karena itu, hendaklah Paman jangan mengharapkan kematian." (H.R. Imam Ahma, Abu Ya'la, Imam Ath-Thabrani, dan Al-Hakim).

Abu Hurayrah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak diperbolehkan salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian sebelum kematian itu menjemputnya, tidak juga berdoa untuknya, kecuali jika dia telah benar-benar yakin akan amal perbuatannya." (H.R. Ahmad).

Kajian Terkait:

No comments:

Post a Comment