Tuesday, December 11, 2012

Asal Penciptaan Jin

Allah SWT berfirman:

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. al-Hijr: 27)

Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (QS. ar-Rahman: 15)

Allah berfirman tentang kisah iblis, "Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. al-A'raf). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah, Nabi mengatakan, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah dijelaskan kepadamu."

Qadhi Abdul Jabbar mengatakan bahwa dalil yang menunjukkan asal jin adalah api adalah dalil yang didengar (dalil naqli), bukan dalil aqli.

Dalam kitab al-Funun, Abu al-Wafa' bin 'Aqil menyebutkan bahwa seseorang bertanya kepadanya tentang persoalan jin, maka ia menjawab, "Allah mengabarkan tentang mereka  bahwa mereka diciptakan dari api, dan mengabarkan bahwa api dapat membahayakan dan membakar mereka. Lalu bagaimana api dapat membakar api? Jawabnya, Allah SWT menisbahkan jin dan setan kepada api sebagaimana Ia menisbahkan manusia kepada tanah, lumpur, dan tanah liat. Maksudnya, manusia asalnya adalah tanah, tetapi manusia itu bukan tanah; begitu pula jin, asalnya adalah api, tetapi jin bukan api. Dalil tentang persoalan diatas disebutkan dalam perkataan Rasul, "Ketika setan datang dalam shalatku, aku mencekiknya sampai aku mendapati air liurnya pada telapak tanganku." Kalau ia diciptakan dari api yang membakar bagaimana air liurnya menjadi dingin? Dari sini bisa ditarik kesimpulan tentang kebenaran yang kami katakan. Dan Nabi menyerupakan mereka dengan nabth, (An-nabth adalah satu golongan dari bangsa 'ajam (non-arab), mereka pernah singgah diantara dua Iraq, kemudian nama ini digunakan untuk semua bangsa campuran.). Kalau mereka berbentuk api, niscaya beliau tidak menyebutkan demikian.

Sementara itu al-Qadhi Abu Bakar berkata, "Asalnya, mereka diciptakan dari api, tetapi kemudian mereka didinginkan, jisim mereka dibuat kasar, dan diciptakan bagi mereka sifat-sifat lain, sehingga mereka keluar dari sifat apinya. Atau Allah menciptakan mereka dari beraneka ragam bentuk, atau ciri yang bermacam."

Al-Qadhi Abu Ya'la mengatakan, "Jin merupakan jisim yang ringan, dan tipe yang tersendiri, bisa ringan, bisa juga tebal. Pernyataan ini berbeda dengan golongan Mu'tazilah yang mengatakan bahwa para jin memiliki postur yang sangat halus sehingga karena kehalusannya itu kita tidak bisa melihatnya."

Al-Qadhi Abu Bakar mengatakan, "Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat mereka. Sedangkan orang yang tidak diberikan penglihatan untuk melihat, tidak bisa melihat mereka. Mereka adalah jasad yang lembut."

Kebanyakan golongan Mu'tazilah mengatakan bahwa postur mereka cukup halus. Hal ini ditanggapi oleh al-Qadli dengan menegaskan, "Pendapat itu menurut kami boleh-boleh saja, jika ada beritanya, tetapi kami tidak mengetahui berita itu."

Saya katakan, Muslim telah meriwayatkan hadits dari 'Aisyah, ia mengatakan, "Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah digambarkan kepada kalian'"

Imam al-Faryani, 'Abd bin Humaid, Ibn Jarir, Ibn al-Mundzir, dan Ibn Abi Hatim, meriwayatkan dari Ibn Abbas tentang ayat dan diciptakan jin dari nyala api, maksudnya dari nyalanya. Riwayat lain diketengahkan oleh al-Faryani dan Abd bin Humaid dari Mujahid tentang ayat dan diciptakan jin dari nyala api bahwa yang dimaksud adalah nyala api yang kekuningan dan hijau, meninggi ketika dibesarkan.

Ibn Jarir juga meriwayatkan dari Ibn Abbas, katanya, "Iblis adalah makhluk hidup dari jenis malaikat, yang dikatakan sebagai 'jin'. Mereka diciptakan dari api yang sangat panas di antara malaikat. Ia katakan lagi bahwa jin yang disebutkan Al-Qur'an adalah dari api yang menyala.

Ibn Abi Hatim meriwayatkan juga dari Ibn Abbas tentang ayat dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas, yaitu dari api yang paling baik.

Al-Faryani, Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim, ath-Thabarani, al-Hakim, dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa api yang sangat panas yang darinya diciptakan jin adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahannam.

Ibn Mardawaih meriwayatkan dari Ibn Mas'ud, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda, "Mimpinya seorang Muslim merupakan satu bagian dari tujuh puluh bagian kenabian. Dan api ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api yang sangat panas, yang darinya diciptakan jin." Sedangkan Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari 'Amr bin Dinar bahwa jin dan setan diciptakan dari cahaya matahari.


Kelompok Jin dan Perwujudan Mereka yang Bermacam-macam

Ibn Abi as-Dunya dalam kitab Maka'id asy-Syaithan, al-Hakim dalam Nawadir al-Ushul, Abu asy-Syekh dalam al-'Azhamah, dan Ibn Mardawaih, meriwayatkan dari Abi ad-Darda', katanya, "Nabi saw berkata, 'Allah menciptakan jin dalam tiga golongan: golongan ular, kalajengking, dan ulat tanah; golongan seperti angin di udara; serta golongan belalang dan burung elang.'"

As-Suhaily mengatakan, "Golongan yang kedua ini barangkali yang tidak makan dan tidak minum, jika memang benar bahwa jin tidak makan dan minum."

Al-Hakim, Ibn Abi Hatim, ath-Thabarani, Abu asy-Syekh, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Abi Tsa'labah al-Khasyani berkata, "Rasulullah bersabda, 'Jin terdiri dari tiga golongan: golongan yang memiliki sayap, terbang di angkasa; golongan ular dan anjing; serta golongan yang bertempat tinggal tetap dan pergi.'"

Abu Utsman Sa'id bin al-'Abbas ar-Razi meriwayatkan dari Ibn Abbas, katanya, "Sesungguhnya anjing merupakan jenis jin yang lemah, siapa yang didatanginya oleh anjing pada makanannya, segeralah ia makan makanan itu atau ditunda." Dan diriwayatkan juga dari Ibn Abbas, "Sesunguhnya anjing itu termasuk jin; jika mendatangi makanan kamu hendaknya lemparkan makanan kepadanya, karena ia memiliki jiwa."

Nabi mengatakan, "Kalaulah anjing bukan umat, aku perintahkan untuk membunuhnya, tetapi aku takut membinasakan satu umat. Karena itu bunuh saja yang berwarna hitam, karena sesungguhnya itu adalah jinnya." Rasulullah juga menambahkan, "Jalannya anjing yang hitam dapat memutuskan shalat." Lalu ditanyakan kepada beliau, "Bagaimana dengan anjing berwarna merah, putih, selain warna hitam?" Beliau menjawab, "Anjing hitam adalah setan." Jin dapat mengambil banyak bentuk; berkembang dan berbentuk seperti bentuk manusia, binatang, ular, kalajengking, unta, sapi, kambing, kuda, keledai, dan burung.

Al-Qadhi Abu Ya'la mengatakan, "Setan tidak mampu mengubah bentuk ciptaan mereka dan beralih wujudnya. Tetapi mungkin saja Allah mengajarkan kalimat-kalimat dan bentuk perbuatan yang apabila dilaksanakan dan diucapkan, Allah akan mengubahnya dari satu bentuk ke bentuk lain, sehingga dikatakan bahwa jin bisa mengubah bentuk. Artinya, ia mampu berwujud dari satu bentuk ke bentuk lain jika mengucapkan kata-kata dan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Sementara mengubah dirinya adalah suatu mustahil. Karena, berpindahnya dari satu bentuk ke bentuk lain terlaksana hanya dengan melepaskan posturnya dan memecah-mecah anggota tubuhnya. Jika berpindah, batal kehidupannya. Secara umum terjadinya kejadian itu mustahil. Lalu bagaimana bisa mengubah dirinya?"

Ia berkata: Yang diriwayatkan adalah bahwa iblis berubah dalam bentuk seseorang bernama Suraqah bin Malik, dan Jibril bisa mengubah bentuk menjadi kera betina. Perkataan Allah dalam Al-Qur'an ----maka Kami mengutus kepadanya akan roh-roh Kami, maka ia menyerupai baginya manusia yang serupa----adalah bahwa Allah membuatnya mampu mengatakan suatu perkataan, sehingga Allah mengubahnya dari bentuk semula kebentuk yang lain.

Dalam kitab Maka'id asy-Syaithan, Ibn Abi ad-Dunya meriwayatkan dari 'Umar, bahwa ketika disebutkan di sisinya tentang hantu, ia berkata, "Sesungguhnya sesuatu tidak akan mampu berubah dari bentuknya yang telah diciptakan oleh Allah, tetapi mereka memiliki tukang-tukang sihir yang ada pada kalian. Karena itu jika, kalian melihat sesuatu, maka kumandangkanlah azan."

Diriwayatkan juga dari Abdullah bin 'Ubaid bin 'Umair, katanya, "Rasulullah ditanya tentang hantu, beliau menjawab, 'Mereka adalah para tukang sihir jin.'"

Sa'ad bin Abi Waqqash juga mengatakan, "Kami diperintahkan bahwa apabila kami melihat hantu, agar mengumandangkan azan shalat."

Abubakar al-Baghindi meriwayatkan dari Mujahid, ia berkata, "Ketika aku hendak shalat, setan selalu menampakkan wujud dengan menjelma menjadi sosok Ibn Abbas. Kemudian aku teringat perkataan Ibn Abbas, maka aku membawa pisau sehingga ia melihatku dan aku tusukkan pisau tersebut kepadanya sehingga terdengar suara yang mengagetkan. Setelah itu aku tidak melihatnya lagi."

Al-'Abatsi menyebutkan bahwa Ibn Syarbir melihat seorang lelaki dengan tinggi dua hasta dipertengahan pengembaraannya. Lalu Ibn Syarbir bertanya, "Siapa kamu?" Lelaki itu menjawab, "Aku Izb." "Dari golongan jin?" tanya Ibn Syarbir lagi, kemudian ia memukul kepalanya dengan cambuk hingga lari..

Al-Qadhi Abu Ya'la mengatakan, jika ada orang bertanya pengertian ucapan Rasul bahwa anjing hitam adalah setan padahal diketahui ia lahir dari anjing itu sendiri, atau unta dikatakan sebagai jin padahal ia lahir dari unta juga, maka jawabnya: Beliau mengatakan itu untuk menyerupakannya dengan jin, karena anjing hitam adalah anjing yang paling berbahaya dan paling sedikit kegunaannya dibandingkan anjing-anjing lain, sedangkan diserupakannya unta dengan jin karena sedikit jangkauannya.

Saya katakan: Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Ibn An'am, ia mengatakan, "Jin terdiri dari tiga golongan: golongan yang suka berdiam diri dan pergi, golongan yang suka terbang antara langit dan bumi, serta golongan ular dan anjing. Masing-masing mendapatkan pahala dan hukuman.

Ath-Thabarani dan Abu asy-Syaikh dalam kitab al-'Azhamah meriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Ular adalah perubahan bentuk jin, sebagaimana perubahan kera dan babi dari Bani Israil.'" Ibn Abi Hatim juga meriwayatkan dari Ibn Abbas dimana ia mengatakan, "Ular putih adalah perubahan dari jin, sebagaimana kera dan babi perubahan dari manusia."

Ibn Abi Syaibah meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah mengatakan, "Hati-hatilah kalian berjalan di malam hari, karena bumi tersembunyi di malam hari; jika hantu menjelma di hadapan kalian hendaklah kalian mengumandangkan azan."

Kajian Terkait:

No comments:

Post a Comment